Sejarah Stopwatch

Sebuah stopwatch adalah arloji genggam yang dirancang untuk mengukur jumlah waktu yang telah berlalu berdasarkan waktu tertentu ketika diaktifkan sampai dengan penghentian waktu yang ditentukan. Sedangkan sebuah stopwatch besar versi digital dirancang untuk melihat dari kejauhan, seperti dalam sebuah stadion olah raga, alat ini disebut dengan stopclock.
Sejarah Stopwatch
Sejarah Stopwatch

Mengukur perjalanan waktu dengan perangkat buatan manusia merupakan salah satu prestasi awal yang dikenal pada peradaban manusia moderen. Dengan menempuh beberapa ribu tahun tradisi pengukuran waktu, para penemu dan insinyur telah menciptakan alat secara terus menerus guna mendapatkan perhitungan yang lebih canggih. Hingga akhirnya pada abad ke-18 dan ke-19 mereka berhasil menciptakan jenis baru dari sebuah jam.

Alat atau jam ini, tidak mengukur berlalunya waktu antara siang dan malam. Namun jenis jam ini secara khusus dirancang untuk mengukur waktu yang telah berlalu pada saat mekanisme jam diaktifkan.

Sejarah penciptaan stopwatch

Penciptaan stopwatch pada awalnya dikelilingi oleh sedikit kontroversi, karena catatan sejarah menunjukkan bahwa ada beberapa penemu yang berkontribusi pada penciptaan alat ini. Penyebutan alat penghitung waktu standar tetapi juga memiliki kemampuan untuk menggunakan fitur stopwatch berasal dari tahun 1776. Dirancang oleh orang Perancis yang bernama Jean-Moyes Pouzai, yang pada saat itu direncanakan dengan nama 'Chronograph' dimana alat tersebut menunjukkan penambahan fitur stopwatch pada rencana mekanik tradisional jam biasa. Dari metodenya berhasil menampilkan sistem tersebut, namun sangat jauh berbeda dibandingkan dengan stopwatch moderen. Literatur hasil pengukuran waktu dari berbagai gerakan-pun dituliskan pada selembar kertas.

Penemu stopwatch pertama yang lain adalah George Graham yang berasal dari Inggris, dimana dia berhasil menciptakan perangkat yang dapat diseting dengan keadaan mulai dan berhenti pada saat yang tepat yaitu (secepat 1/16 detik). Namun penemuannya itu tidak pernah dipatenkan dan terlupakan hingga saat ini.

Pameran publik besar pertama sebuah chronograph terjadi hampir 50 tahun kemudian, setelah Raja Louis XVII ingin mengetahui seberapa cepat seekor kuda ketika berlari di pacuan kuda. Setelah bekerja cukup keras, seorang penemu Nicolas Mathieu Riussec menyelesaikan pekerjaannya dan menggunakan chronograph hingga terkenal pada acara pacuan kuda Champ de Mars. Hingga memungkinkan pejabat, masyarakat dan tamu kerajaan dapat melihatnya setiap terdapat perlombaan pacuan kuda.

Dengan kesuksesan membuat stopwatch yang dipatenkan ini, akhirnya Nicolas Mathieu Riussec dinobatkan sebagai "bapak dari chronograph". Hingga sejak hari itu banyak di kantong baju setiap orang, meja, liontin dan pergelangan tangan atau jam tangan ditambahkan fitur stopwatch, yang berfungsi untuk mengukur efektifitas kebiasaan orang-orang pada saat itu.

Stopwatch Moderen

Stopwatch moderen pertama kali dibuat secara khusus pada jam tangan saku gaya Victoria, yang memiliki dua tombol di atasnya. Dua tombol di atas memiliki fungsi yang berbeda, dimana yang pertama berfungsi untuk mengaktifkan mekanisme waktu pengukuran, dan menekannya lagi agar berhenti. Sedangkan tombol nomor dua memiliki tujuan ganda, yaitu dengan menekan sementara waktu berjalan sehingga dapat melihat waktu putaran (stopwatch akan terus berputar untuk mengukur waktu tanpa melalui jeda atau penundaan), akan tetapi jika tombol selesai ditekan waktu yang dihitung akan terlihat dan stopwatch akan kembali ke posisi netral.

Pada awal tahun 1970-an stopwatch digital mulai digunakan pada acara olah raga resmi, mengantarkannya menuju era baru sebagai alat ukur yang tepat dan efisien. Hingga fungsi stopwatch pada saat ini dapat ditemukan pada jam moderen digital atau jam tangan mekanik, pada ponsel, komputer, perangkat digital portabel, mobil dan lain-lain.

Demikian pembahasan mengenai sejarah stopwatch sebagai alat untuk pengukur waktu yang banyak digunakan di zaman moderen sekarang ini. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan bagi pembaca sekalian. Terima kasih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
loading...