Pengalaman Mengangkat Harta Karun

Aku sebagai RW di daerah Bogor, karena melihat masyarakat di wilayahku banyak yang hidup di garis kemiskinan, untuk membantu mereka berbagai cara telah dicoba tapi terkendala modal, kebetulan dengan sedikit ilmu yang dipelajari dari nenek, dan setelah melakukan penerawangan, ada di suatu lokasi pabrik di wilayahku terdapat emas batangan yang menggaib. Hal ini membuat semangat tersendiri dalam hati, mengingat hasilnya dapat digunakan untuk menaikan taraf hidup masyarakat di wilayahku.
Pengalaman Mengangkat Harta Karun
Pengalaman Mengangkat Harta Karun

Pada malam jum’at, aku beserta 3 orang teman dengan hanya menggunakan celana dalam sehingga hampir telanjang, memasuki wilayah pabrik yang ditengarai ada emas batangan. Satpam yang mengenaliku hanya terheran-heran melihat kedatangan kami berempat dengan menggunakan hanya celana dalam. Untuk mengelabui maksud yang sesungguhnya aku hanya mengatakan mau ngobor mencari belut, tak peduli percaya atau tidak satpam itu hanya mempersilakan.

Singkat cerita Kami duduk bersila di belakang pabrik, umbo rampe dan bakaran kemenyan telah disiapkan jampi jampi telah selesai dibacakan. Hal ini mulai jam 8 malam, kami hanya diam dan terkadang mengulang jampi-jampi. Sejam kemudian mulai terlihat diantara kepulan asap kemenyan terlihat dengan mata batin muncul satu per satu jin yang menjaga harta karun, agak sedikit kaget karena yang muncul tidak ada satupun ujud yang lumrah seperti manusia. Namun karena niat telah dibulatkan maka sudah terlanjur maju terus pantang mundur.

Setelah terjadi dialog dengan mengungkapkan bahwa aku berniat mengambil emas batangan untuk membantu masyarakat, jin tersebut agak marah. Kulihat teman-teman mulai berangsur mundur. Hanya aku yang masih duduk diam di tempat sesajen. Lama kelamaan jin tersebut semakin marah hingga aku terpukul hingga mental beberapa meter, aku tetap kembali ke tempat sesajen. Namun terpukul lagi hingga mental. Hal ini terjadi berulang-ulang. Setiap kali aku tetap berusaha kembali ke tempat sesajen. Terkadang aku diangkat lalu dibanting, terkadang dipukul hingga mencelat. Rasa ngilu dan remuk dibadan tak kupedulikan. Teman-teman hanya menyaksikan dengan rasa takut dan semakin menjauh.

Tepat jam 12 malam saat untuk kesekian kalinya aku kembali duduk di tempat sesajen ada tiga batang emas yang secara ajaib menempel di dada dan pundak tanpa bisa jatuh bagaikan ada lem. Ada desir bahagia didada lantaran telah berhasil. Hanya sayangnya teman-teman yang semula menjauh kini berebut mengambil emas yang menempel dibadanku, setelah mengambil lari meninggalkanku yang terasa ngilu. Aku hanya membatin semoga bermanfaat, karena jika bukan haknya tentu akan merasakan sendiri akibatnya, niatku untuk menolong masyarakat di wilayahku, tapi malah diambil teman-teman yang serakah.

Setelah beberapa tahun berselang, aku mendapat kabar tentang teman-temanku yang mencuri emas dariku sekarang lumpuh dan ada yang buta. Padahal emas yang kuambil bukan harta karun Soekarno yang terkenal dengan MBLnya. Mungkin juga akibat keserakahan, yang seharusnya emas itu menjadi milikku, tapi justeru direbut dariku. Bagaimanapun juga karena berasal dari barang gaib, maka harus lebih berhati-hati. Semoga pengalaman ini dapat menjadi wacana untuk pembaca, agar tidak serakah dalam menyikapi keadaan. seperti yang diceritakan oleh Budi Hidayat.

-Trisula-

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
loading...