Hantu Wanita Tanpa Kepala

Pada tahun 1989 saat aku masih kuliah di Universitas Lampung, pernah mengalami hal yang aneh dan sedikit menyeramkan, gedung perkuliahan yang dekat dengan kebun rimbun, jika sore hari menjelang Maghrib suasana semakin membuat bulu kuduk berdiri. Belum lagi jika ada jadwal praktikum disiang hari, pulang dari laboratorium biasanya sekitar jam 9 sampai 10 malam, untungnya bersama teman kuliah yang lain.
Hantu Wanita Tanpa Kepala
Hantu Wanita Tanpa Kepala

Saat itu sekitar tahun 90an, Universitas Lampung menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa tingkat nasional, maka mahasiswa Unila melakukan penelitian berbulan-bulan, karena hasilnya akan dipamerkan atau dilombakan, tidak terkecuali aku dan rekan sekuliah di jurusan kimia fakultas MIPA. Kami melakukan penelitian bahkan sampai menginap di kampus.

Kebetulan pacarku kuliah di jurusan biologi yang masih satu kampus, dia juga sedang melakukan penelitian, jadi aku lebih banyak menemani pacar dan rekannya di gedung mikrobiologi, ketimbang bersama rekanku sendiri. Dan saat itu malam apa aku sendiri tidak ingat, sedang berkumpul di lantai satu gedung mikrobiologi, kami berdelapan duduk di tikar sambil makan. Karena mendengar suara yang sedikit aneh di lantai dua tempat penelitian kami, tanpa menunggu komando semua bergegas ke atas.

Sesampainya di lantai atas, aku dan rekan tidak menemukan sesuatu yang ganjil, tapi pacarku sedikit ketakutan karena kebetulan mati lampu. Karena sudah jam 12 malam kami semua tidur di meja laboratorium yang tidak peduli lagi kotor atau tidak.

Saat itu aku sedikit lapar, maka aku turun ke lantai satu, tempat dimana kami menyimpan makanan di tikar tadi. Sesampainya disana aku heran karena baik makanan maupun tikar, tidak ada lagi di tempat semula. Akupun kembali ke atas. “tadi makanan diletakkan dimana?” tanyaku pada Johan, “di tikar tempat kita makan tadi” jawab Johan sambil keheranan, “nggak ada, tikarnya juga nggak ada” sanggahku pada Johan. Akhirnya rekan-rekanku terbangun karena mendengar percakapanku, dan semua turun ke lantai satu untuk mencari makanan dan tikar tersebut.

Kami berdelapan merasa aneh karena tidak menemukannya, padahal semua pintu gedung dalam keadaan terkunci, jadi kecil kemungkinan ada orang luar yang mengambil, “aneh…, siapa yang menyembunyikan makanan dan tikar?” kataku dalam hati, akhirnya aku memilih keluar menuju rekan-rekan kuliahku di gedung laboratorium kimia, kebetulan mereka juga sedang melakukan penelitian.

Sesampainya disana kami menceritakan masalah kehilangan makanan, siapa tahu salah satu dari mereka yang mengambil. Tapi jawabannya adalah tidak tahu menahu siapa yang mengambil. Aku saat itu sedang berada di laboratorium instrumen menemani salah satu rekanku.

Betapa terkejutnya aku dan Joko karena terlihat melalui jendela, melintas seseorang yang sedang berjalan perlahan, terlihat dari sosok tubuhnya adalah wanita, padahal semua pintu gedung sudah ditutup jadi tidak mungkin ada orang yang masuk karena saat itu jam 1 malam, dan saat dia melintas kembali baru ketahuan, ternyata dia tidak mempunyai kepala.

Tanpa berpikir dua kali akupun memilih kembali lagi ke gedung laboratorium mikrobiologi karena disana ada pacarku, hanya aku tidak menceritakan apa yang telah kulihat di laboratorium kimia tadi, pantas saja penjaga gedung tersebut, tidak pernah tidur di gedung itu, dia memilih tidur di pos satpam.

Saat menjelang pagi tiba rekanku berteriak memanggil kami semua, dari lantai satu, hingga kami bergegas kesana, ternyata tikar dan makanan sudah terlihat lagi ditempat semula tanpa berubah sedikitpun posisinya, padahal dari semalam kami sudah mencarinya diseluruh gedung tapi tidak ditemukan.

Beberapa hari kemudian kuperoleh informasi dari penjaga gedung laboratorium kimia, bahwa dulu ada seorang mahasiswi yang menginap, dia sedang melakukan penelitian, tapi pada malam itu laboratorium meledak yang menewaskan mahasiswi tersebut, dan saat jenazahnya ditemukan, sudah tanpa kepala. Dan mungkin dialah yang menampakkan dirinya sebagai sosok hantu wanita tanpa kepala, dia mondar-mandir mencari kepalanya sendiri. Karena dia belum ikhlas dengan kematiannya. Sehingga tidak diterima oleh bumi, wallahhu alam bisawab. Seperti yang diceritakan pada Miztix.

-Trisula-

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
loading...