Tentu kita pernah mendengar kutipan sebuah Hadist: “Berusahalah seolah-olah hidup seribu tahun, namun beribadahlah seolah-olah akan mati setiap saat”
Miztix yakin banyak pembaca yang belum sepenuhnya paham dengan kutipan di atas, bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari hari? Bagaimana cara mempraktekkan hadist tersebut di jaman yang serba sibuk? Sangat dimengerti apabila banyak diantara kita yang beranggapan bahwa penerapan dari kutipan hadist tersebut adalah “Menjalani ikhtiar sambil beribadah”.
Ikhtiar Dan Ibadah |
Memang benar kita dapat melakukan hal seperti itu, dengan catatan: “Jika Mampu”!!
Mari kita kupas.
Ketahuilah sesungguhnya mengapa manusia diciptakan berkaki dua?
Jawabannya adalah, sebagai perlambang satu kaki untuk menapaki dunia, dan satu kaki lainnya untuk menuju akhirat.
Mari kita asumsikan kaki kanan bagaikan untuk urusan dunia, dan kaki kiri kita anggap untuk urusan akhirat. Lalu coba praktekkan untuk melangkah. Jika yang melangkah hanya kaki kanan (dunia), dan kaki kiri (akhirat) ditinggal, akan nampak seperti apa? Atau sebaliknya jika yang dilangkahkan hanya kaki kiri (akhirat), dan kaki kanan (dunia) ditinggal, akan nampak seperti apa? Apakah nampak wajar? Apakah akan sampai ke tujuan? Tentu sulit, posisi kaki akan menjadi renggang hingga tidak dapat bergerak lagi karena membentuk posisi split (istilah dalam olahraga beladiri dan senam).
Sekarang bagaimana dengan anggapan “Menjalankan ikhtiar sambil ibadah”? Silakan pembaca praktekkan tanpa harus banyak berfikir atau bertanya. Langkahkan kedua kaki bersamaan. Bagaimana hasilnya? Ya, benar jawabannya “Melompat-lompat”. Seperti halnya sering kita lihat hantu pocong dalam sebuah film!! atau balap karung !!
Tentu pembaca memaklumi, mengapa Miztix menyatakan, dapat dilakukan hal seperti itu dengan catatan: “Jika Mampu".
Namun silakan pembaca praktekkan sendiri sejauh mana kita mampu? Tidak pegal-pegalkah? Akankah sampai pada tujuan? Tentu berlomba untuk menempuh jarak yang jauh, kita akan kalah oleh anak kecil yang berjalan normal !!
Dengan berjalan normal, sepintas terlihat kaki akhirat akan tertinggal pada saat kaki dunia melangkah dalam ikhtiar dunia, namun nantinya akan disusul oleh kaki akhirat, sehingga terlihat proses berjalan dengan normal. Terlihat lebih indah? Sampai disini tentu banyak pembaca yang protes, karena artikel ini dianggap tidak sesuai dengan apa yang pembaca yakini. Mohon dicermati ulang dari awal sebelum mengambil kesimpulan.
Lalu bagaimana cara yang elok dalam menyikapi kutipan “Berusahalah seolah-olah hidup seribu tahun, namun beribadahlah seolah-olah akan mati tiap saat” ?
Ada banyak cara, namun Miztix menuliskan sedikit cara yang mudah, yaitu pada saat kaki akan melangkah, Nawaitu-nya (berniat) mencari rejeki demi mengharap rahmat dari SANG KHALIK, juga tidak lupa untuk memohon ampun, karena kita akan melangkah untuk mencari rejeki dunia, bagaikan berjalan meninggalkan kaki akhirat untuk sementara. Seperti dalam ayat Al-Quran,” melata-lah kamu untuk mencari rejeki demi mengharap Rahmat-KU”.
Saat selesai dari mengerjakan aktifitas duniawi, jangan pernah lupa memohon ampun, karena telah memakai kaki dunia, kemudian kita gunakan waktu sebanyak mungkin kaki akhirat sebelum tidur. Seperti berdoa memohon ampun, Shalat, berzikir dan lainnya yang tentu pembaca lebih mengetahui, amal ibadah mana yang lebih disukai !!
Silakan pembaca mencermati ulang artikel tentang Ikhtiar dan Ibadah dari awal sampai akhir agar tidak menimbulkan salah persepsi.
Akhirul kalam,
semoga artikel Ikhtiar dan Ibadah ini dapat menambah wawasan serta manfaat bagi pembaca.
Salam..
-Trisula-