Kompas adalah sebuah alat utuk menentukan arah di permuakaan bumi. Jenis kompas yang paling akrab kita ketahui adalah kompas magnetik, yang bergantung pada keadaan bahwa benda magnetik akan cenderung menyesuaikan diri dengan medan magnet bumi. Jenis kompas lain menentukan arah yaitu dengan cara menggunakan posisi matahari dan bintang, atau dengan keadaan bahwa benda yang berputar dengan cepat (giroskop) cenderung akan menolak berpaling arah dari penunjuk porosnya.
Sejarah dan pembuatan kompas |
Bagian-bagian dasar kompas magnetik ialah jarum (sepotong tipis logam magnetik), dial (kartu melingkar yang dicetak dengan arah), dan tempat (sebagai media penempatan jarum dan dial). Kompas yang sederhana umumnya digunakan sebagai mainan, mungkin tidak memiliki bagian-bagian lain yang lebih rinci. Sedangkan untuk kompas yang dimaksudkan untuk tujuan yang lebih serius biasanya memiliki bagian-bagian lain yang membuat lebih berguna. Bagian-bagian lain tersebut meliputi pelindung (cover) yang berfungsi melindungi kompas, memiliki lensa, prisma atau cermin yang berfungsi bagi pengguna menentukan objek dari kejauhan, memiliki baseplate transparan dengan ditandai skala inci atau milimeter sehingga kompas dapat digunakan langsung pada peta.
Sebuah fitur penting yang ditemukan pada berbagai jenis kompas adalah penyesuaian deklinasi secara otomatis. Deklinasi, dikenal juga sebagai varians, perbedaan antara magnet utara (arah kemana titik jarum) dengan posisi utara yang sebenarnya. Perbedaan ini ada karena medan magnet bumi tidak sejajar persis dengan kutub utara dan kutub selatan. Jumlah deklinasi bervariasi antara satu tempat dengan tempat lain di permukaan bumi. Jika jumlah deklinasi sudah dikenal untuk suatu daerah tertentu, penyesuaian deklinasi secara otomatis memungkinkan pengguna untuk membaca dari kompas arah yang benar secara langsung tanpa harus menambah atau mengurangi nilai deklinasi ketika setiap kali kompas digunakan.
Sejarah Kompas
Pada 500 sebelum masehi, diketahui bahwa sebuah batuan magnet, bentuk alami dari oksida besi atau yang disebut juga magnetit, memiliki kemampuan untuk menarik besi. Tidak ada yang tahu dimana atau ketika pertama kali melihat bahwa sepotong batu magnet yang bebas bergerak cenderung menyesuaikan diri menghadap ke arah utara dan selatan. Sebuah catatan tertulis bahwa Cina menggunakan kompas magnetik pada 1100 setelah masehi, Eropa Barat dan Arab 1200 setelah masehi, dan skandinavia pada 1300 setelah masehi.
Kompas pada awalnya terdiri dari sepotong batu magnet pada sepotong kayu, gabus atau buluh mengambang dalam mangkuk air. Agar kemudian, jarum dari batu magnet yang berputar pada pin tetap ke bagian bawah mangkuk air. Pada abad ketiga belas, kartu yang ditandai dengan arah ditambahkan ke kompas. Pada pertengahan abad keenam belas, kompas dengan mangkuk air dihentikan dengan tujuan ditingkatkan bagaimana kompas dapat digunakan pada saat digunakan di atas kapal ketika sedang berlayar di lautan.
Pada tahun 1745, penemu asal Inggris Gowin Knight mengembangkan metode untuk magnetizing terhadap baja untuk waktu yang lama. Hal ini kemudian memungkinkan jarum magnet yang terbuat dari baja dapat menggantikan jarum magnet yang terbuat dari batu magnet. Selama awal abad kesembilan belas, besi dan baja mulai digunakan secara luas dalam pembuatan kapal. Hal ini menyebabkan distorsi dalam pembuatan kompas magnetik. Pada tahun 1837, angkatan laut Inggris membentuk komisi khusus untuk mempelajari masalah pada kompas. Dan pada tahun 1840, desain kompas yang baru menggunakan empat buah jarum telah sukses dalam mengembangkan akurasi dan ketepatan posisi, kemudian hal ini segera diadopsi oleh angkatan laut di seluruh dunia.
Sampai pertengahan abad kesembilan belas, navigator sangat baik menggunakan kompas kering-kartu, dimana jarum berputar di udara, dan kompas cair, dimana jarum berputar didalam air atau cairan lain. Kompas kering-kartu sangat mudah terganggu jika terkena getaran dan guncangan, sedangkan kompas cair sering kali bocor dan sulit untuk diperbaiki. Pada tahun 1862, perbaikan dalam desain kompas cair membuat kompas kering-kartu cepat ditinggalkan oleh angkatan laut.
Pada tahun 1745, penemu asal Inggris Gowin Knight mengembangkan metode untuk magnetizing terhadap baja untuk waktu yang lama. Hal ini kemudian memungkinkan jarum magnet yang terbuat dari baja dapat menggantikan jarum magnet yang terbuat dari batu magnet. Selama awal abad kesembilan belas, besi dan baja mulai digunakan secara luas dalam pembuatan kapal. Hal ini menyebabkan distorsi dalam pembuatan kompas magnetik. Pada tahun 1837, angkatan laut Inggris membentuk komisi khusus untuk mempelajari masalah pada kompas. Dan pada tahun 1840, desain kompas yang baru menggunakan empat buah jarum telah sukses dalam mengembangkan akurasi dan ketepatan posisi, kemudian hal ini segera diadopsi oleh angkatan laut di seluruh dunia.
Sampai pertengahan abad kesembilan belas, navigator sangat baik menggunakan kompas kering-kartu, dimana jarum berputar di udara, dan kompas cair, dimana jarum berputar didalam air atau cairan lain. Kompas kering-kartu sangat mudah terganggu jika terkena getaran dan guncangan, sedangkan kompas cair sering kali bocor dan sulit untuk diperbaiki. Pada tahun 1862, perbaikan dalam desain kompas cair membuat kompas kering-kartu cepat ditinggalkan oleh angkatan laut.
Bahan Baku
Jarum kompas magnetik harus terbuat dari bahan logam, yaitu magnet yang dibuat dalam jangka waktu tertentu. Material yang paling umum digunakan untuk membuat jarum kompas adalah baja. Baja paduan besi dengan sejumlah kecil karbon. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baja adalah bijih besi dan kokas (zat kaya karbon yang dihasilkan oleh pemanasan batubara sampai suhu tinggi tanpa adanya udara). Material lain seperti kobalt sering ditambahkan ke baja untuk menghasilkan paduan yang bagus untuk membuat magnet dengan ketahanan yang cukup lama.
Sedangkan bahan untuk membuat media penyimpanan jarum kompas terbuat dari plastik akrilik, keuntungan dengan menggunakan bahan plastik akrilik adalah membuat kompas menjadi tahan lama dan terlihat transparan.
Keunggulan Kompas Di Masa Depan
Jarum kompas magnetik harus terbuat dari bahan logam, yaitu magnet yang dibuat dalam jangka waktu tertentu. Material yang paling umum digunakan untuk membuat jarum kompas adalah baja. Baja paduan besi dengan sejumlah kecil karbon. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baja adalah bijih besi dan kokas (zat kaya karbon yang dihasilkan oleh pemanasan batubara sampai suhu tinggi tanpa adanya udara). Material lain seperti kobalt sering ditambahkan ke baja untuk menghasilkan paduan yang bagus untuk membuat magnet dengan ketahanan yang cukup lama.
Sedangkan bahan untuk membuat media penyimpanan jarum kompas terbuat dari plastik akrilik, keuntungan dengan menggunakan bahan plastik akrilik adalah membuat kompas menjadi tahan lama dan terlihat transparan.
Keunggulan Kompas Di Masa Depan
Selama tahun 1970-an, Angkatan Laut Amerika Serikat memulai sebuah proyek ambisius yang dikenal sebagai Global Positioning System (GPS). Proyek GPS diambil alih oleh Angkatan Udara AS pada tahun 1980 dan selesai pada bulan Juni 1993. GPS terdiri dari sistem 24 satelit yang berisi jam atom yang menyiarkan sinyal waktu yang sangat akurat ke bumi. Dengan menganalisis waktu yang tepat sinyal-sinyal ini sampai pada penerima, adalah sangat mungkin menemukan posisi dengan tingkat akurasi yang besar. Sebuah perangkat yang tidak lebih besat dari sebuah kompas dapat menentukan lokasi dalam waktu sesaat sekitar 100feet (30 meter).
Sekilas dalam penjelasan diatas, mungkin tampak bahwa GPS sangat mengancam untuk membuat kompas magnetik tidak dipakai lagi. Namun sebaliknya, hal tersebut tidaklah benar, karena GPS menentukan sebuah posisi tapi bukan sebuah arah. Produsen perusahaan GPS merekomendasikan untuk menentukan sebuah arah memang yang paling tepat adalah dengan menggunakan kompas. Kompas memiliki keuntungan tanpa perlu menggunakan pasokan energi. Tidak seperti GPS, kompas dapat digunakan ketika sebuah pohon besar atau bangunan bertingkat menghalangi penerimaan sinyal elektronik. Meskipun GPS menjanjikan dalam revolusi perkembangan navigasi, namun kompas tradisional tetap menjadi komponen penting dalam bagaimana kita menemukan jalan sekitar.
Demikianlah sekilas tentang Sejarah Dan Pembuatan Kompas, dimana berdasarkan fungsi dan kepentingannya kompas belum tentu dapat digantikan oleh mesin elektronik GPS sebagai alat revolusi dalam penentuan sebuah lokasi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca sekalian.
Sekilas dalam penjelasan diatas, mungkin tampak bahwa GPS sangat mengancam untuk membuat kompas magnetik tidak dipakai lagi. Namun sebaliknya, hal tersebut tidaklah benar, karena GPS menentukan sebuah posisi tapi bukan sebuah arah. Produsen perusahaan GPS merekomendasikan untuk menentukan sebuah arah memang yang paling tepat adalah dengan menggunakan kompas. Kompas memiliki keuntungan tanpa perlu menggunakan pasokan energi. Tidak seperti GPS, kompas dapat digunakan ketika sebuah pohon besar atau bangunan bertingkat menghalangi penerimaan sinyal elektronik. Meskipun GPS menjanjikan dalam revolusi perkembangan navigasi, namun kompas tradisional tetap menjadi komponen penting dalam bagaimana kita menemukan jalan sekitar.
Demikianlah sekilas tentang Sejarah Dan Pembuatan Kompas, dimana berdasarkan fungsi dan kepentingannya kompas belum tentu dapat digantikan oleh mesin elektronik GPS sebagai alat revolusi dalam penentuan sebuah lokasi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca sekalian.