Kisah ini terjadi sekitar tahun 1991 di suatu kampung belakang Universitas Tulang Bawang yang saat itu bernama STIAL. Tempat itu memang cukup wingit atau boleh dikatakan cukup seram jika malam tiba. Bukan hanya karena terdapat sebuah bukit, tetapi area pekuburan yang konon sering muncul kuntilanak dan pocong, dan bukan satu dua orang yang telah mengalaminya tetapi hampir semua orang di kampung tersebut pernah melihatnya.
Kerasukan Arwah |
Sebut saja Maya, gadis cantik yang duduk dikelas 2 sma. Sepulang sekolah terlihat agak murung, mungkin letih setelah ujian sekolah. Saat kutegur dia hanya tersenyum, tidak seperti biasanya, dia sebetulnya gadis periang. Dalam pandanganku dia terlihat memandang dengan kosong. Untuk menuju rumahnya memang melewati kuburan. Aku hanya sempat melihat sampai kuburan saja.
Sepulang dari shalat Maghrib di Mushola, terlihat keramaian di sekitar rumah Maya, aku penasaran sehingga tanpa terasa kaki melangkah membawaku untuk mencari tahu. Kulihat Maya sedang duduk dikursi dengan pandangan mata lurus ke arah paranormal yang sedang membacakan mantera. Tapi justeru paranormal tersebut di sembur oleh Maya yang masih terus melafadzkan ayat-ayat Alqur’an. Padahal sehari-hari, Maya hanya hapal surat-surat pendek, tapi saat itu yang dilafadzkan adalah surat-surat panjang bagaikan hapal Alquran.
Beberapa saat kemudian paranormal menyerah dan mohon diri. Aku hanya menyarankan untuk memanggil ustadz Thamrin, tapi orangtuanya menolak. Hal ini dimaklumi karena daerah tersebut ada dua orang ustadz, yang satu mengerti hal gaib, sedangkan satunya lagi tidak paham masalah gaib, sementara orangtua Maya ikut Ustadz yang tidak paham masalah gaib dan sempat mencoba untuk menyadarkan Maya tapi gagal.
Keesokan harinya Maya tidak masuk sekolah karena dibawa oleh orangtuanya berobat di Rumah Sakit Abdul Muluk bahkan diopname. Hal ini menjadi tontonan orang yang kebetulan ada di Rumah Sakit tersebut lantaran tanpa henti Maya melafadzkan ayat-ayat Alqur’an. Jika sudah begini, dokter hanya menyuntik obat penenang agar Maya tertidur. Namun setiap sadar akan kembali melafadzkan ayat-ayat Alquran, dan untuk kesekian kalinya dokter akan melakukan hal yang sama dengan menyuntikan obat penenang.
Semakin hari tubuh Maya yang tadinya seksi menjadi kurus karena tidak mau makan, makanan hanya lewat infus. Mungkin karena mengerti hal gaib atau karena rasa iba, ada salah seorang suster yang mengatakan bahwa, untuk kasus seperti ini jangan dibawa ke Rumah Sakit, karena dulu pernah juga ada kasus seperti ini di bawa ke Rumah Sakit tapi tidak sembuh, lalu di bawa ke seorang Kyai untuk diobati dan akhirnya sembuh.
Walaupun orangtuanya tidak percaya ilmu gaib, akhirnya Maya dibawa ke seorang Kyai yang direkomendasi oleh suster. Disana Maya diberi air mawar untuk dimandikan oleh orangtuanya. Setelah tiga kali berobat untuk mandi air mawar dari Kyai tersebut, Maya sembuh. Kesehariannya sudah normal dan lincah.
Saat bertemu dengan Maya, kutanyakan kejadian saat dia tidak sadar, dia hanya menceritakan, saat pulang sekolah dia melamun dan kesal karena merasa gagal ujian, sampai di rumah dia merebahkan diri dengan masih memikirkan kejadian di sekolah, hingga tanpa terasa menjelang maghrib. Saat itu Maya merasa ada yang mengajak jalan-jalan dengan alasan untuk menghibur kekesalan Maya di sekolah. Saat meng-iyakan, tiba-tiba saja Maya tidak ingat apa-apa lagi, dia merasa hanya jalan-jalan ke tempat yang belum pernah didatangi.
Peristiwa ini hendaknya dapat dicermati, kita tidak boleh melamun kosong apalagi menjelang Maghrib yang dikenal dengan gerbang malam. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.
-Trisula-